Peneliti Universitas Indonesia Riset tentang Lazismu Malaysia

Baru-baru ini PCIM Malaysia menerima rombongan dosen dan mahasiswa dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) yang sedang menjalani penelitian tentang digitalisasi zakat. Tujuan rombongan dari kampus ternama di Indonesia itu adalah untuk mempelajari geliat dan kinerja PCIM dan Lazismu Malaysia dalam mengelola zakat, infak dan sodaqoh dalam konteks pengalaman di Malaysia.

Dipimpin oleh dosen FHUI Ibu Dr Yeni Salma dan Mas Dimas, rombongan peneliti ini menemui ketua PCIM Malaysia Sonny Zulhuda di kampus Universiti Islam Antarabangsa Malaysia di Gombak, Malaysia pada tanggal 10 Agustus 2022. Pertemuan yang berjalan akrab selama dua jam itu membicarakan berbagai aspek terkait dengan zakat dalam lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah dan juga aspek-aspek digitalisasi dalam pengelolaan, komunikasi dan juga penyaluran dana zakat.

Menurut Sonny Zulhuda, digitalisasi pengelolaan zakat memiliki banyak manfaat. Mulai dari peningkatan transparansi dan akuntabilitas sampai pada akselerasi potensi dan pemberdayaan mustahiq. Walhal, dengan kemajuan teknologi saat ini, penggunaan perangkat digital dalam pengelolaan zakat sudah menjadi sebuah keharusan.

Misalnya, dalam konteks PCIM Malaysia, penggunaan perangkat digital seperti Internet dan gawai seluler memudahkan penyebaran informasi tentang pengumpulan dan penyaluran dana zakat. Lebih lanjut, menurut Sonny, digitalisasi juga akan mempermudah proses pelaporan penyaluran zakat.

Dalam pertemuan itu, PCIM Malaysia juga bercerita tentang pendirian amal usaha ekonomi pertama yang dimiliki oleh Muhammadiyah di luar negeri, yakni Warung Soto Lamongan (Wasola) yang berlokasi di Kampung Baru, Kuala Lumpur. Amal usaha ini merupakan monumen penting tentang pemberdayaan warga persyarikatan yang sumbernya juga merupakan uang ZIS dari Lazismu Muhammadiyah.

Sonny mengatakan, meski masih agak minimal, proses digitalisasi ini perlu dikembangkan segera karena Muhammadiyah begitu kaya dengan sumber daya dan juga sumber data.

“Saya yakin digitalisasi ini bisa menjadi pintu menuju percepatan pemberdayaan (empowerment) Zakat. Misalnya, dengan adanya pemetaan profil mustahik secara berkala (misal 5 tahun), kita dapat menganalisa sejauh mana zakat ini dapat mentransformasi mereka menuju perbaikan ekonomi. Pada gilirannya, data yang terkumpul akan menjadi bagian dari big data zakat yang dapat dikapitalisasi lebih jauh menuju perbaikan ekonomi umat.” Demikian Sonny Zulhuda.

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s