Transparansi dan profesionalisme merupaka dua kunci yang harus dipegang dan dipraktikkan oleh setiap organisasi Islam, termasuk di dalamnya lembaga filantropi Islam. Demikian pesan utama yang disampaikan Prof. Dr. M. Akhyar Adnan, anggota Dewan Pengawas Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) RI di dalam pengajian PCIM Malaysia, 11 Juli 2022.
Pengajian PCIM yang dihelat di markas PRIM Kampung Baru, Kuala Lumpur di surau Arrehla, Kampung Baru itu dihadiri oleh warga PCIM dari berbagai penjuru Kuala Lumpur dan Selangor sampai memenuhi ruangan.
Menurut Prof Akhyar, transparansi itu indikator keikhlasan. Sementara profesionalisme dijabarkan kepada beberapa aspek seperti kompetensi, komitmen sepenuh masa, asosiasi terhadap profesi, kemahiran yang berkelanjutan, beretika profesi serta kewajaran kompensasi.
Jika sebuah lembaga filantropi sudah menjalankan aspek transparansi dan profesionalisme, maka insyaAllah selebihnya akan teratur dan terukur dengan baik, sehingga dapat menghindari mismanajemen.
Dalam kesempatan yang sama, Prof Akhyar yang juga merupakan tokoh pendiri PCIM Malaysia dan Ketua PCIM Malaysia pertama (2007-2011) mengapresiasi perkembangan PCIM selama 15 tahun ini. Beliau bahkan menyempatkan diri untuk menjamu makan malam di Warung Soto Lamongan sebelum memulai acara pengajian. Katanya, beliau sudah berniat sejak lama saat Wasola berdiri pada tahun 2020, agar dapat mencicipi makan di restoran milik PCIM Malaysia tersebut. Kini beliau telah menunaikan niat tersebut dan dengan senang dan bangga mengatakan bahwa menunya enak dan restorannya juga memuaskan. Alhamdulillah!
Ketua PCIM Malaysia yang mendampingi beliau mengatakan dalam acara pengajian tersebut, bahwa apa yang telah dicapai oleh PCIM Malaysia hari ini adalah hasil dari benih yang ditanam oleh Prof Akhyar dan pimpinan awal masa berdirinya PCIM Malaysia dulu.
PIMPINAN CABANG ISTIMEWA MUHAMMADIYAH MALAYSIA 