
Ketua Umum Muhammadiyah, Prof. Dr. Din Syamsuddin, dalam tablig akbar yang digelar di Kuala Lumpur (20/4/2011) mengungkapkan bahwa Muhammadiyah telah memiliki sekitar 20 Pimpinan Cabang Istimewah Muhamammadiyah (PCIM) di luar negeri.
Dalam acara yang dihadiri sekitar 400 warga Muhammadiyah yang sekaligus pelantikan pengurus baru PCIM Malaysia 2011-2013, Din menekankan tiga (3) hal penting yang menjadi dasar keberadaan PCIM di luar negeri yaitu PCIM menjadi perekat warga Muhammadiyah di luar negeri, PCIM menjadi duta Muhammadiyah di luar negeri untuk membuka network dan peluang kerjasama dan PCIM menjadi sarana dakwah di Negara bersangkutan.
Muhammadiyah dalam kiprah dakwahnya didasari pada filosofi al-ma’un yaitu mengedepankan peraktek, kerja dan amal usaha untuk membangun ummat. “Dari gerakan tajdid yang dilakukan Muhammadiyah, maka terbentuklah rasionalisasi yang ditandai dengan aksi nyata atau amal usaha yang memberikan manfaat kepada masyarakat luas, seperti bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan sebagainya. Dan amal usaha ini harus dikelola secara profesional dan modern. Dari sini para pengamat, baik dari dalam atau luar Negeri menilai Muhammadiyah sebagai organisasi Islam modern. “Muhammadiyah the largest Modernist Islam Organization” ungkapnya.
Dalam hal ibadah, Din menilai Muhammadiyah lebih bersifat tawazun. “Muhammadiyah harus senantiasa memegang teguh keseimbangan (tawazun) antara tajdid pemurnian akidah, ibadah mahdhoh dan tajdid dalam bidang ibadah mu’amalah dunyawiyah” tuturnya.
“Dalam beribadah, muhammadiyah bukanlah kelompok minimalis tetapi kelompok proforsionalis, yaitu beribadah sesuai dengan proforsinya yang telah ditetapkan dan dicontohkan oleh Rasulullah saw. termasuk dalam profosionalis di sini adalah adanya pemaknaan dan penghayatan yang mendalam ketika melakukan ritual ibadah” tambah Professor yang tercatat sebagai wakil ketua MUI ini.
Sementara itu ketua PCIM-Malaysia terpilih, Muhammad Arifin Ismail MA, menggantikan Prof. Dr. Akhyar Adnan dalam sambutannya menekankan pentingnya Muhammadiyah secara kelembagaan melakukan komunikasi dengan berbagai lembaga di Malaysia untuk menghilangkan persepsi yang kurang tepat terhadap Muhammadiyah. “Ada sebagian kalangan di Malaysia menganggap Muhammadiyah sebagai kelompok ummat Islam yang eksklusif lantara minimnya silaturrahim yang kita lakukan” ungkap kandidat doktor bidang filsafat di Universiti Malaya (UM) ini.
“Dalam Muhammadiyah, dakwah bukanlah aktivitas tapi aktivitas adalah dakwah” tambahnya.
Dr. Sonny Zulhuda selaku ketua panitia acara tablig akbar plus pelantikan PCIM dalam sambutannya mengharapkan semua warga Muhammadiyah yang ada dirantau untuk meningkatkan kontribusinya sesuai dengan perannya masing-masing. Dosen di bidang hukum di International Islamic University (IIUM) ini mengutip salah satu perkataan K.H Ahmad Dahlan “Jadilah kalian dokter, Jadilah kalian insinyur, jadilah kalian Guru, jadilah kalian arsitektur tapi kembalilah kepada Muhammadiyah”.
Acara tablig akbar ini bertema “Tantangan Dakwah Kontemporer dalam Membentuk Sinergi Umat Serantau” berlokasi di Kampung Baru Kuala Lumpur Malaysia. (AR/AB)
tolong di koreksi: ungkap kandidat doktor bidang filsafat di “Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM)” ini.
yg benar ; Universiti Malaya ( UM)