Coretan Umai #28
Muhammad Ali Imran, Lc., M.A.
Meski tidak turun sebagai yang pertama, ia telah dijadikan surah pembuka. Hanya tujuh bilangan ayatnya, namun terus berulang-ulang dibaca. Bahkan shalat pun tidak sah jika tidak membacanya. Ya, itulah Al-Fatihah.
Diawali dengan puji-pujian dan sanjungan, diakhiri dengan satu permohonan. Ditengahi oleh satu ikrar dan pernyataan, sebagai bentuk ketundukan dan kepasrahan kepada Tuhan.
Ketahuilah! Saat kita lafalkan kalimah-kalimah pujian itu, Allah akan merespon dengan firmanNya: “HambaKu memujiKu, hambaKu menyanjungKu.” Lalu ketika kita ucapkan: “iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in” sebagai ikrar, pintu makbulnya doa pun terbuka lebar.
Mintalah apa saja yang diinginkan! Namun Allah Maha Tahu apa yang kita perlukan!
Maka Dia ajarkan kepada kita satu permintaan, yang dengannya tertutupilah segala kebutuhan.
Mintalah hidayah agar dapat istiqamah di jalan Allah. Agar kita tidak salah memilih langkah. Jangan sampai kita tergoda oleh jalan-jalan syaitan. Zhahirnya diliputi kesenangan, tapi akhirnya berujung pada kebinasaan.
Mohonlah petunjuk agar bertahan di jalan yang lurus. Yaitu jalannya para Nabi dan shiddiqin, serta jalan yang ditempuh oleh syuhada dan shalihin.
Bukan jalannya kaum yang mendapat murka, bukan juga jalan mereka yang kesesatannya begitu nyata.
Bacalah Quran agar ditunjukkan jalan.
28 Ramadan 1441
Inspirasi: Al-Fatihah 1-7, Al-An’am 153