FIKRAH: Paradigma Etika untuk Peradaban Utama

(Catatan M. Arifin Ismail untuk pemantik Kajian Daring Pimpinan Ranting Muhammadiyah Pondok Labu, Jakarta)

Akhlak dan kemajuan umat

Rasulullah saw bersabda
انما بعثت لاتمم مكارم الآخلاق ( رواه البخارى)
Sesungguhnya aku dibangkitkan untuk menyempurnakan;kemuliaan akhlak (Bukhari)

انما بعثت لاتمم صالح الاخلاق ( رواه البيهقى)
Sesunguhnya aku dibangkitkan untuk menyempurnakan kebaikan akhlak(Baihaqi)

Dalam hadis tersebut dinyatakan bahwa kedatangan Nabi Muhammad adalah untuk “Menyempurnakan” akhlak manusia, bukan datang untuk akhlak tetapi untuk menyempurnakan akhlak

Kenapa demikian ? Karena akhlak itu sudah ada dalam diri manusia , sejak dahuku kala, dan siapa yang memiliki akhlak maka dia akan menjadi bangsa yang besar sebagaimana dikatakan oleh penyair Arab Mesir , Ahmad Syauqi :
انما الامم الاخلاق ما بقيت #
فان هم ذهبت اخلاقهم ذهبوا
Sesungguhnya umat akan kekal dengan akhlak,dan akan hilang dengan hilangnya akhlak.

Berarti kebangkitan suatu peradaban tergantung dengan akhlak. Sedangkan nabi Muhammad datang membawa agama, berarti dengan agama maka akhlak memiliki nilai tambah menjadi lebih sempurna.

Dengan akhlak saja tanpa iman, suatu umat akan mencapai kemajuan peradaban, tetapi dengan iman,dengan agama, akhlah bernilai ibadah,berdimensi akhirat dan peradaban yang dihasilkan menjadi amal jariyah.

Akhlak itu sesuatu yang pokok dalam kehidupan manusia untuk menjadi orang yang baik, tetapi jika ditambah dengan ilmu maka peradaban itu akan menjadi lebih tinggi dan maju.

Akhlak tanpa agama.

Mari kita perhatikan bangsa Romawi, Parsi, China, Mesir Kuno dan bangsa lain yang ada sebelum Islam dimana mereka mencapai peradaban dengan akhlak dan ilmu.

Pada saat ini, masyarakat di Norwegia, Skandanavia, Switzland, New Zeland, mencapai tahap kenyamanan hidup, dengan akhlak dan ilmu, walaupun mereka sekular, atau atheis.

Akhlak dan agama.

Ini kalau kita melihat kepada kejayaan peradaban di dunia sahaja tanpa melihat kepada kejayaan hidup di akhirat. Tetapi karena hidup ini ada dimensi akhirat, maka manusia juga harus meraih kebahagiaan hidup di akhirat, maka untuk mencapai kejayaan dan kebahagiaan hidup di akhirat, itu hanya dapat diraih dengan iman dan agama, itulah sebabnya Rasulullah bersabda : “ Sesunguhnya aku dibangkitkan untuk menyempurnakan akhlak manusia “. (Bukhari )

Kedatangan Nabi Muhammad adalah untuk menyempurnakan akhlak dengan agama, malahan sebenarnya tujuan dari ajaran agama Islam iadalah membentuk manusia berakhlak sehingga dengan akhlak yang dilandasi iman dan agama itulah seseorang dapat meraih kebahagian hidup di dunia dan di akhirat.

Penekanan tujuan akhlak dalam agama inilah yang kurang diperhatikan, padahal kesempurnaan agama itu hanyalah dengan akhlak, dan jika ada orang beragama tanpa akhlak, maka dia termasuk orang yang mendustakan agama ( QS. Al Maun).

Bukti akhlak menjadi tujuan agama terlihat dari al Quran yang menyatakan bahwa akhlak menjadi tujuan dalam ibadah seperti ibadah shalat dan haji sebagaimana ayat al Quran :

Sesungguhnya shalat itu mencegah dari kekejian dan kemunkaran (QS.Al Ankabut 45)

“Maka tidak ada kemaksiatan, tidak ada kefasikan , dan tidak ada pertengkaran dalam haji” (QS.Al Baqarah : 197)

Akhlak : nilai iman

Nilai suatu iman adalah kesempurnaan akhlak , sebagaimana sabda rasulullah :
ان من اكمل المؤمنين ايمانا لحسنهم خلقا و الطفهم لاهله ( رواه الترمذى و الحاكم )
“Sesungguhnya diantara kesempurnaan iman seorang mukmin itu adalah akhlak yang baik, dan sikap yang baik terhadap ahli keluarganya” (Tirmidzi dan Hakim)

Kejayaan suatu agama tergantung bagaimana umat agama tersebut menjunjung tinggi nilai-nilai akhkak dalam kehidupan sebagaimana sabda Rasulullah dalam hadis qudsi :

عن رسوا الله عن جبريل عن الله تعالى قال : ان هذا الدين ارتضيته لنفسى و لن يصلح له الا السخاء و حسن الخلق , فـأكـرمـواه بهما ما صحبتمواه ( رواه البرانى )
Dari Rasulullah,dari malaikat jibril, dari Allah Taala berfirman : “Aku ridha dengan agama ini, tetapi agama ini tidak akan menjadi baik kecuali dengan sikap pemurah dan akhlak yang baik, maka jadilah kamu beserta kedua akhlak tersebut selama kamu menganut agama itu ” ( Thabrani )

Sejarah membuktikan bahwa Rasulullah membangun Peradaban Madinah dengan akhlaq yang dilandasi iman, maka pertama yang dilakukan adalah membentuk persaudaraan umat.
Persaudaraan terus berlanjut sampai kepada masa Khalifah Abu Bakar Shiddiq dan Umar bin Khattab.

Tetapi sewaktu ke khalifahan Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thaleb, sebagian kelompok umat islam sudah mulai meninggalkan akhlak sehingga timbul perpecahan, peperangan sampai kepada pembunuhan khalifah Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thaleb oleh kelompok Khawarij.

Kelompok Khawarij adalah kelompok yang beriman, dan sangat taat beribadah,malahan sebagian besar Khawarij adalah para penghafal al Quran, tetapi mereka telah meninggalkan nilai-nilai akhlak dalam sikap hidup mereka,terbukti mereka tega untuk membunuh sahabat mulia Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thaleb.

Demikian juga kejayaan umat Islam di Andalusia dengan iman, ilmu dan akhlak mulia, dimana mereka memberikan pelayanan terbaik kepada umat manusia tanpa melihat agama, suku atau bangsa, terbukti universitas Cordova menerima mahasiswa yahudi dan nasrani sehinga Paus Sylvister IV adalah alumni Universitas Granada.

Tetapi kejayaan Umat Islam yang begitu hebat, hancur oleh sebab umat Islam pada waktu itu sudah meninggalkan akhlak mulia, bertengkar dan saling berperang dengan sesama mereka sendiri.

Akhlak dan kebahagiaan

Abu Nasr Al Farabi (872-950) dalam kitab yang terkenal “Araa’u Ahlil Madinah Al Fadhilah wa Mudhaduha” menyatakan bahwa akhlak merupakan kunci kebahagiaan.


والافعال الارادية التى تنفع فى بلوغ السعادة هى الافعال الجميلة و الهيئات و الملكات التى تصدر عنها هذه الافعال هى الفضـائل و هذه خيرات هى لا لاجل ذواتها بل هى خيرات لاجل السعادة ( اراء اهل المدينة الفلضلة ص 26)
“Perbuatan yang keluar dari keinginan yang dapat menghasilkan kebahagiaan itu adalah perbuatan yang baik,dan gerakan dan pemilikan yang dihasilkan oleh perbuatan itulah yang dinamakan “fadhail” kemuliaan. Dan kebaikan ini dilakukan bukan karena kebaikan itu sendiri tetapi dilakukan untuk mencapai “sa’adah” kebahagiaan (Ara’ Madinah Fadhilah, hal.26).

Akhlak mulia secara individu harus dapat dilaksanakan antara individu dengan individu, keluarga dengan keluarga, komunitas dengan komunitas, umat dengan umat, bangsa dengan bangsa sehingga dapat membentuk sebuah peradaban mulia sehingga Farabi menulis satu bab khusus berjudul “Keperluan perkumpulan dan saling tolong menolong”

قول فى احتياج الانسان الى الاجتماع و التعا ون
Setiap orang itu secara fitrah memerlukan kepada kaumnya, dan memerlukan untuk mencapai yang terbaik daripada kesempurnaan hidupnya dalam berbagai bidang, dan itu semua tidak mungkin dilakukan dengan dirinya sendiri, maka dia memerlukan masyarakat dimana setiap anggota masyarakat akan melaksanakan apa yang diperlukannya.. maka tidak mungkin manusia itu mencapai kesempurnaan kecuali dengan berkumpulnya kelompok masyarakat yang saling tolong menolong

و كل واحد من الناس مفطور على انه محتاج فى قومه و فى ان يبلغ كمالاته الى أشياء كثيرة لا يمكنه ان يقوم بها وحده بل يحتاج الى قوم يقوم له كل واحد منهم بشء مما يحتاج اليه
فذلك لا يمكن ان يكون الانسان ينال الكمال الا باجتماعات جماعة كثيرة متعاونين

Oleh sebab itu setiap penduduk kota dapat mencapai kebahagiaan. Dan kota yang penduduknya saling tolong menolong atas segala sesuatu untuk mencapai krbahagiaan yang hakiki itulah yang dimakdud dengan “madinah fadhilah”, kota kemuliaan. Dan masyarakat yang tolong menolong untuk mencapai kebahagiaan itu adalah “ijtima’ fadhilah” masyarakat kemuliaan. Dan umat yang tolong menolong untuk mencapai kebahagiaan itulah yang disebut dengan “ummah fadhilah” umat mulia.Dan akhirnya “ma’murah al fadhilah” masyarakat global mulia akan terjadi jika setiap umat saling tolong menolong untuk mencapai kebahagiaan.
(Madhinah Alfadhilah, hal.30 ).

فلذلك كل مدينة يمكن ان ينال بها السعادة فالمدينة التى يقصد بالاجتماع فيها التعاون على الاشياء التى تنال بها السعادة فى الحقيقة هى المدينة الفاضلة و الاجتماع الذى به يتعاون على نيل السعادة هو الاجتماع الفاضل و الامة التى تتعاون مدها كلها عاى ما تنال به السعادة هى الامة الفاضلة و كذالك المعمورة الفاضلة انما تكون اذا كانت الامم التى فيها تتعلمن على بلوغ السعادة ( اراء اهل المدينة ص 30)

Wassalam,
Kuala lumpur, 8 Mei 2020

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s