SAMBUTAN KETUA PCIM MALAYSIA DR. SONNY ZULHUDA PADA PERESMIAN KOMUNITAS TAKERHARJO MUHAMMADIYAH (KATAM), 21 APRIL 2019
PCIM Malaysia menyambut dengan gembira pendirian Komunitas warga Takerharjo Muhammadiyah di Malaysia, yang disingkat KATAM. Inisiatif ini merupakan mata rantai dari kepedulian dan penguatan keluarga Muhammadiyah di rantau ini, menyambung inisiatif yang lebih dulu dari warga desa-desa lainnya terutama dari Lamongan, Gresik dan Tuban.
KATAM ini membuktikan bahwa tanah asal itu sebuah identitas dan aset sosial ysng tidak lekang dimakan panas, tiada lapuk dimakan hujan. Akan dibawa kemana-mana, jauh sekalipun dari desa tercinta.
Untuk tetap relevan sebuah organisasi perlu memiliki kejelasan tujuan, sehingga jelas apa yang ingin dicapai dan apa ukurannya. Saya kira, KATAM ini tujuannya ada dua sisi mata uang: satu untuk memakmurkan Desa Takerharjo Lamongan yang berjarak sekitar 3000km dari Kuala Lumpur ini. Jauh tak mengapa, yang penting kita bisa berkontribusi dari sini.
Tujuan kedua, dan ini yang lebih paripurna, adalah bersama seluruh warga PCIM di Malaysia berusaha mewujudkan tujuan dan cita-cita persyarikatan Muhammadiyah yang kita cintai, yakni mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Kalau ditilik lagi, cita-cita dan tujuan ini bukan sesuatu yang mudah dan instant adanya. Sekali-kali tidak akan begitu! Jalan dakwah ini panjang berliku, seperti yang diingatkan oleh Allah Swt kepada kekasih-Nya Rasulullah Saw dalam QS Attawbah: 42. Jika saja jalan dakwah ini dekat dan terjangkau, niscaya semua orang akan mudah mengikutinya. Sekali-kali tidak akan begitu! Maka kita perlu stok sabar banyak-banyak dan jangan tergesa-gesa untuk melihat hasilnya dalam jangka hayat kita
Secara khusus saya berterimakasih atas prakarsa saudara saya Mas M. Husnaini, seorang kandidat doktor Ilmu pendidikan di IIUM, dan seorang pejuang literasi yang tekun. Lalu tentunya kedua tetamu kita hari ini tokoh Muhammadiyah Takerharjo, yakni Ustadz K.H. Muhammad Tsabit Hamdan dan KangMas guru Bpk Mushlihin yang datang khusus dari bumi Takeran untuk menyaksikan acara bersejarah ini.
Ustadz Tsabit ini adalah tokoh istimewa. Dan kita semua harus merasa diistimewakan karena sempat jumpa dengan beliau yang pertama kali mengenalkan dakwah dan pergerakan Muhammadiyah di Takerharjo. Waktu saya di Lamongan, beliau dua kali mengundang saya, yang satu saya tunaikan, yaitu untuk memberi kuliah umum di kampus STIKES Lamongan. Namun yang satu lagi, undangan pengajian di Takerharjo tidak dapat saya penuhi karena agenda yang sudah penuh. Namun saya bersyukur, walau tak sempat kami datang ke Takeran, kesampaian kini Takeran yang mendatangi kita disini.
Pak Mushlihin ini tokoh pergerakan dan juga seorang guru di Sekolah Muhammadiyah di Takeran. Hari ini saya bangga dapat meluncurkan buku pertama beliau yang diberi tajuk “Guru yang dirindui”. Buku ini nikmat sekali dibacanya. Ringan namun berbobot. Serasa hidup karena pilihan kata-katanya dan alurnya sangat alami.
Sekilas saya lihat judul buku Ust Mushlihin ini biasa saja. Namun saya salah. Setelah saya telaah sedikit, rupanya ungkapan ini luar biasa! Mari kita lihat sekeliling kita. Apakah masih ada sosok guru yang dirindui itu?
Kalau anda Google istilah “Guru” di Google News hari ini, terlihatlah kenapa saya bilang begitu. Macam-macam berita tidak mengenakkan tentang guru. Maka beruntunglah kita yang memiliki guru-guru hebat di persyarikatan ini: Dari Kiyai Dahlan ke Mas Mansur, dari Buya Hamka ke Buya AR Fakhruddin, dan dari Amien Rais ke Haedar Nashir, semua adalah guru. Tak ketinggalan adalah puluhan atau ratusan ribu guru yang tersebar di ribuan sekolah dan PTM. Semuanya niscaya adalah guru-guru yang dirindui, mari kita niatkan untuk terus berguru pada mereka.
Dari sini saya mengingatkan lagi, bahwa kita sebagai jama’ah harus terus belajar dan memperbaharui ilmu kita. Sebagai sebuah organisasi pergerakan, kita harus pastikan rodanya terus bergerak. Dinamis, progresif dan berkemajuan. Tidak cepat puas akan apa yang dicapai, namun terus berupaya meningkatkan dalam tradisi yang terus diperbaharui dari waktu ke waktu. Untuk itu, pada saatnya nanti, organisasi kita perlu nafas baru, energi baru yang tercermin melalui struktur dan kepemimpinan baru. Saya percaya inilah tradisi yang baik dan perlu dipertahankan. Semoga Allah meridhoi.
Akhirul kalam, saya ucapkan beribu tahniah bagi teman-teman yang sudah mendirikan KATAM. Mari bersinergi dengan komunitas warga Muhammadiyah lainnya dan tentunya dengan PCIM dan PCIA Malaysia.
Wassalam
Dr Sonny Zulhuda
21/4/2019
Dewan Zamrud, Kelang Lama
Selangor, Malaysia.