
Huruf-hurufnya dibaca berasingan. Hakikat maknanya tak dapat dipastikan. Meski mufassir mencoba menjelaskan, pada akhirnya diserahkan pada Pemilik firman. Inilah satu sisi kemukjizatan Al-Quran.
Meski hurufnya berasal dari bahasa yang sama, namun susunannya jauh berbeda. Pemilik bahasa pun tak mampu memahaminya. Membuktikan ia bukan buatan manusia.
Kitab itu tidak mengandung sedikitpun keraguan. Tidak juga sebarang kesalahan. Ayat demi ayatnya tak ada yang bertentangan. Satu dengan yang lain justru saling menguatkan. Inilah satu-satunya kitab yang mencapai kesempurnaan.
Diturunkan untuk menjadi jalan hidayah, agar manusia tidak salah arah. Ia pun berfungsi sebagai pembeda, antara yang benar dan yang salah. Di dalamnya penuh dengan berbagai hikmah, bagi siapa saja yang mau mencari ibrah.
Namun tak cukup hanya bermodal kemauan. Ia mesti diiringi kesungguhan. Jika keduanya telah dijalankan, barulah Allah akan membukakan jalan.
Jangan sampai ada keraguan dalam diri, terkait kesempurnaan kitab ini. Jangan pernah berfikir walau sekali, bahwa ia masih perlu dikoreksi.
Jangan dengarkan ocehan para pembenci, yang tak sudi beriman pada kitab ini. Mereka terus berusaha mempengaruhi, agar kita turut serta meragui.
Yakinilah dengan sepenuh hati, bahwa kitab ini benar-benar wahyu Ilahi.
Bacalah Quran, hilangkan keraguan!
29 Ramadan 1441
Inspirasi: Al-Baqarah 1-2, 185, Al-Ankabut 69.