
Oleh: Dr. Muhammad Arifin Ismail, Lc., M.A, M.Phil
Disebabkan keistimewaan yang begitu hebat maka setiap muslim diberi Allah kesempatan untuk merebut peluang menjadi millioner pahala sebab amalan pada malam tersebut akan bernilai seribu bulan.
Oleh sebab itu, malam itu perlu dipersiapkan dengan melakukan sesuatu dengan penuh perhatian.
Agar perhatian tidak terpecah, maka disunatkan amalan I’tikaf di hari-hari akhir ramadhan. I,tikaf itu dilakukan agar manusia dapat melakukan muhasabah diri terhadap apa yang telah dilakukan dalam setahun yang lalu, baik muhasabah dalam pelaksananan ibadah, pelaksanaan perintah Allah, muhasabah dalam akhlak, muhasabah dalam pencarian dan pemakaian rezeki, daln lain sebagainya.
Setelah melakukan muhasabah diri, baru kita meminta ampun, kemaafan atas perbuatan dosa yang kita lakukan. Itulah sebabnya dalam hadis nabi menyatakan bahwa amalan untuk menghadapiLailatul Qadar adalah membaca doa meminta kemaafan dari Allah. Siti Aisyah pernah bertanya: “wahai rasulullah bagaimana jika aku mengetahui bahwa malam itu adalah lailatul qadar.? Rasulullah saw : ‘ Bacalah doa :
اللهم انك عفو كريم تحب العفو فاعف عنى
“Allahumma innaka afuwwun kariimun tuhibbul afwa fa’fu anni ” Ya Allah sesungguhnya Engkau ini Maha pemberi maaf dan Maha pemurah senang untuk memberikan maaf, maka maafkanlah dan ampunkanlah dosa-dosaku “. ( hadis riwayat Ahmad, Ibnu Majah dan disahihkan oleh Tirmidzi ).Ulama menyatakan bahwa ucapan ini dapat menghilangkan semua catatan dosa ang telah dilakukan.
Setelah menyadari kesalahan dan meminta ampun atas kesalahan tersebut, maka seseorang itu hendaklah berniat untuk tidak mengulangi dosa tersebut di masa mendatang dan berharap dapat memperbaiki diri di masa mendatang, dan merencanakan program dan langkah,serta amal apa yang akan dilakukan untuk diri sendiri, untuk keluarga, untuk masyarakat dan untuk umat Islam seluruhnya sehingga hidup dimasa mendatang lebih baik dari masa lalu.
Setelah merancang program hidup untuk tahun mendatag baru rancangan itu kita panjatkan kepada Allah dalam doa dan munajat, agar program tersebut dituliskan dalam takdir Allah untuk tahun mendatang yang akan ditetapkan pada Lalatl Qadar.
Inilah aplikasi I’tikaf di masjid di malam-malam akhir ramadhan untuk mendapatkan letentuan takdir terbaik yang akan diputuskan pada saat Lailatul Qadar.
Oleh sebab itu Lailatul Qadar sangat penting dalam hidup kita sepanjang tahun mendatang, karena di malam itu kita dapat meminta ampun segala dosa-dosa yang terdahulu, dengan muhasabah, mengevaluasi diri dan bertobat kepada Allah; dan di malam itu juga adalah malam Allah akan menentukan taqdirNya untuk kehidupan kita dimasa mendatang, sehingga kehidupan kita di masa mendatang bernilai hidup seribu bulan, sehingga kita hidup dengan rahmat Allah, dan kehidupan kita menjadi rahmat bagi kehidupan manusia sepanjang zaman seperti kehidupan para nabi dan rasul, kehidupan para syuhada dan kehidupan orang-orang yang shakeh.
Itulah sebabnya cerita malam lailatul qadar dalam surah ad dukhan ditutup dengan ayat
رحمة من ربك انه هو السميع العليم
” Itu ( Kitab suci AlQuran yang diturunkan dan taqdir yang ditentukan pada malam lailatul qadar tersebut) merupakan rahmat dari Tuhan engkau sebab Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui ” (Ad Dukhan : 6)
Untuk memotivasi agar manusia berlomba-lomba mendapatkan malam tersebut, maka Allah menjanjikan bahwa amal yang dilakukan pada malam itu akan lebih baik daripada amalan selama seribu bulan.
Tetapi sebenarnya yang perlu dicari bukan hanya pahala seribu bulan, tetapi juga bagaimana agar hidup kita lebih di tahun mendatang itu lebih baik dari hidup di tahun-tahun yang lalu, sehingga dengan ketentuan takdir terbaik di masa mendatang tersebut, maka amalan kita di tahun mendatang sama seperti orang yang beramal selama seribu bulan.
Sebagai contoh misalnya di tahun lalu kita kurang banyak sedekah, kemudian dengan muhasabah diri kita berniat dan berdoa agar tahun akan datang saya lebih banyak lagi bersedekah, sehingga dengan permntaan itu Allah takdirkan kita di tahun mendatang memiliki harta yang banyak dan bersedekah yang banyak, sehinga sedekah kita seperti orang yang bersedekah selama seribu bulan. Demikian juga dengan amal-amal yang lain.
Malam ini sangat perlu bagi setiap individu, oleh sebab itu nabi sendiri menyuruh isteri dan anak-anaknya untuk juga ikut mencari Lailatul Qadar. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa ; “ Ketika telah masuk malam sepuluh ramadhan terakhir, maka nabi Muhammad saw menghidupkan malam tersebut dengan membangunkan keluarganya serta mengencangkan sarungnya “ ( Hadis riwayat Bukhari dan Muslim )Mengencangkan ikat sarungnya maksudnya Rasulullah saw selama malam terakhir tersebut sibuk beribadah, sehingga beliau tidak sempat untuk menggauli isterinya , walaupun pada malam hari.
Malam lailatul qadar itu juga merupakan sebuah motivasi agar umat Islam menjadi umat terbaik sehingga memiliki amalan seperti orang yang beramal selama seribu bulan.
Dengan Lalatul Qadar terdapat di sepuluh akhir ramadhan, maka umat islam bertambah aktif melakukan ibadah, muhasabah, zikir, munajat kepada Allah, melakukan intropeksi, dan komunikasi secara aktif dengan Allah , sebab jika ramadhan tanpa Lailatul qadar, dikhawatirkan tambah berakhir ramadhan, umat akan bertambah jauh daripada Allah, tetapi dengan adanya Lailatul qadar yang bernilai seribu bulan itu bertambah akhir ramadhan, umat akan bertambah intensif melakukan ibadah dan berkomunikasi dengan Allah.
Lailatul Qadar hanya terjadi setahun sekali. Lailatul Qadar adalah waktu yang bernilai seribu bulan diantara tiga ratus enam puluh hari hari dalam setahun.
Satu malam yang akan menentukan perjalanan hidup satu tahun ke depan. Sebab Lailatul Qadar adalah waktu dimana penentuan nasib dan takdir akan diputuskan.
Marilah kita berlomba-loma untuk mengisi sepuluh akhir ramadhan dengan muhasabah, taubat, dan doa dan munajat sehingga kita mendapatkan kemuliaan lailatul qada, sehinga kehidupan kita di tahun mendatang seperti orang yang hidupnya penuh dengan kebaikan selama seribu bulan.Fa’’abiru Ya Ulil albab.(arifin ismail/buletin istaid medan)