
Coretan Umai #19
Muhammad Ali Imran, Lc.
Perjalanan Quraisy bukan sembarang perjalanan. Ia adalah sumber penghidupan. Ketika jazirah Arab ditakdirkan tandus dan kekeringan, mereka memilih hidup dari perniagaan.
Jika musim dingin datang, mereka bergerak ke Yaman. Di musim panas, negeri Syam yang jadi tumpuan. Pergi dan pulang selalu membawa barang dagangan, alangkah besar untung yang didapatkan.
Meski banyak perompak di wilayah jazirah, tak sekalipun kafilah mereka dijarah.
Keamanan mereka dijamin seluruh kabilah, karena dipandang sebagai jiran Baitullah.
Allah sengaja menyebut nikmat yang satu ini, agar Quraisy mau mensyukuri. Harap-harap mereka pun akan mengakui, yang patut disembah hanyalah Pemilik Ka’bah ini!
Pada diri kita pun amat banyak karunia. Ada yang disadari, lebih banyak yang terlupa. Menghitung seluruh nikmat, kita memang takkan bisa, tapi ada nikmat-nikmat tertentu yang sangat jelas terasa.
Renungkanlah nikmat-nikmat itu, agar tumbuh rasa syukur di dalam qalbu. Bangkitkan semangat beribadah, sebagai bukti terima kasih pada Sang Maha Pemurah.
Rasa aman dan ketersediaan pangan, dua nikmat yang paling terasa. Jika tak pandai mensyukurinya, keadaan bisa berubah sebaliknya.
Akibat mengingkari nikmat yang dikaruniakan, berlimpahnya makanan bisa bertukar jadi tragedi kelaparan. Situasi yang aman bisa berubah jadi serba ketakutan. Semoga kita terhindar dari ancaman yang demikian.
Bacalah Quran, tingkatkan kesyukuran!
19 Ramadan 1441
Inspirasi: Quraisy 1-4, Al-Ankabut 67, An-Nahl 112.