:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3227418/original/037190600_1599119113-20200903-Kuala-Lumpur-1.jpg)
Dr. M. Arifin Ismail, Lc., MA, M.Phil.
Lailatul Qadar adalah malam yang sangat istimewa, malam yang penuh dengan keberkatan, malam kemuliaan, malam yang lebih baik daripada seribu bulan, malam yang penuh dengan kesejahteraan sampai kepada terbit fajar, malam dimana turun malaikat dengan izin daripada-Nya, dan juga merupakan malam diturunkannya Kitab suci Al Quran dari Lauh Mahfudz di langit ke tujuh kepada Baitul Izza di langit pertama. Untuk mengekalkan kemuliaan malam tersebut, maka Allah Taala menerangkan tentang malam tersebut dalam kitab Suci Al Quran : “ Sesungguhnya telah Kami turunkan Al Quran pada malam Lailatul Qadar. Dan tahukah kamu apa itu malam Lailatul Qadar. Itulah malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu malaikat turun dengan izin Allah untuk mengatur segala urrusan. Pada malam itu adalah malam yang penuh dengan kesejahteraan sampai kepada terbit fajar “ ( Surah Al qadar : 1 – 5 )
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyatakan bahwa kitab yang diturunkan itu adalah kitab suci Al Quran yang diturunkan pada malam Lailatul Qadar dari Lauh Mahfudz ke Baitul Izza di langit yang pertama. Dari petikan ayat tersebut dapat kita lihat bahwasanya malam Lailatul Qadar itu adalah suatu malam yang di dalamnya diturunkan kitab suci Al Quran secara keseluruhan. Kejadian ini terjadi hanya sekali saja dan jika malam lailatul qadar yang terjadi setiap ramadhan adalah merupakan hari peringatan malam turunnya alquran tersebut yang memiliki keistimewaan luar biasa. Malam lailatul qadar sebagaimana makna harfiyah yaitu malam ketentuan, maka malam itu adalah malam dimana seluruh kehidupan manusia ditentukan untuk setahun yang akan datang. , sesuai dengan ayat : Pada malam itu malaikat turun untuk menatur segala urusan dengan izin Alah “.( QS. Al Qadar : 4 ).
Malam lailatul Qadar itu mempunyai banyak keistimewaan yaitu :
(1) malam diturunkannya kitab suci Al Quranul Karim
(2) Malam dikeluarkan keputusan takdir untuk setahun kemudian
(3)Malam yang lebih baik daripada seribu bulan
(4) Pada malam itu malaikat jibril turun untuk mengatur segala urusan (5) Malam yang penuh kesejahteraan sampai terbit fajar.
Disebabkan keistimewaan yang begitu hebat, maka setiap muslim diberi Allah kesempatan untuk merebut peluang menjadi millioner pahala seribu bulan. .Mempersiapkan malam lailatul qadar juga dengan melakukan I’tikaf untuk bermuhasabah (mengevaluasi hidup setahun yang lalu ) dan munajat (merancang program setahun akan datang dan mengajukan proposal ) kepada Allah, sehingga Allah akan menetapkan hidup kita yang lebih baik dengan amal yang bermanfaat sebagaimana hidup seribu bulan.
Dalam Surah ad Dukhan ayat 3-4 : “ Kami turunkan al Quran pada malam yang penuh keberkatan. Pada malam itu ditentukan segala urusan dengan bijaksana “.
Dalam tafsir Durarur Mansur disebutkan bahwa menurut Mujahid, malam itu adalah malam ditentukannya segala sesuatu urusan manusia darisatu tahun ke tahun mendatang baik berkenaan dengan rezeki, ajal, hidup, mati, sampai kepada siapakah yang akan berangkat haji tahun mendatang semuanya ditentukan pada malam lailatul qadar. Oleh sebab itu ada sahabat berkata ; “Tunggulah takdir yang akan ditentukan kepadamu setiap tahun pada malam lailatul qadar”. Oleh sebab itu malam lailatul qadar juga diisi dengan merancang program hidup untuk tahun mendatang baik berkaitan dengan diri sendiri, keluarga, perniagaan, dan lain sebagainya. Disamping mengkaji diri, menilai kembali semua yang telah dilakukan pada tahun yang lalu, dan meminta ampun kepada allah apa yang telah lalu, dan berdoa kepadaNya agar rancangan tahunn depan dapat dikabulkan.Inilah makna malam lailatul qadar, malam keputusan dan ketentuan hidup setahun mendatang.
Siti Aisyah pernah bertanya kepada nabi tentang doa apa yang baik dibaca pada malam tersebut.: wahai rasulullah bagaimana jika aku mengetahui bahwa malam itu adalah malam lailatul qadar.? Rasulullah saw menjawab : ‘ Bacalah doa : Allahumma innaka afuwwun kariimun tuhibbul afwa fa’fu anni , ya Allah sesungguhnya Engkau ini Maha pemberi maaf dan Maha pemurah senang untuk memberikan maaf, maka maafkanlah dan ampunkanlah dosa-dosaku “. ( hadis riwayat Ahmad, Ibnu Majah dan disahihkan oleh Tirmidzi ). Dengan doa tersebut, dapat kita lihat bahwa sebaiknya malam itu dipakai untuk meminta ampun dan maaf atas dosa-dosa yang telah lalu, berarti malam itu dipakai unruk I’tikaf, merenungkan apakah hidup kita selama ini telah berada di jalan yang lurus ..? Setelah menyadari kesalhan di masa lalu, baru dicari bagaimana memperbaiki diri di masa mendatang, sehingga merencanakan program dan langkah apa, amal apa yang akan dilakukan untuk diri sendiri, untuk keluarga, untuk masyarakat dan untuk umat Islam seluruhnya sehingga hidup dimasa mendatang lebih baik dari masa lalu. Setelah merancang program hidup untuk setahun, maka kita bermunajat kepada allah, agar Allah memberikan taufiqNya, persetujuan dan keridhaan atas apa yang kita rancang tersebut. Dengan persetujuan itulah maka hidup kita dimasa mendatang akan lebih bermakna sebagaimana hidup seribu bulan. Agar Allah menerima rancangan dan program kita, maka kita iringi munajat dengan amal ibadah seperti berzikir, shalat sunat dan lain sebagainya. Inilah makna I’tikaf di masjid di malam-malam akhir ramadhan mencari Lailatul Qadar. Dalam Tafsir Durarur Mansut dinyataan bahwa malam itu adalah malam dimana semua urusan manusia diputuskan untuk setahun yang akan datang.
Malam Lailatul Qadar begitu berarti dalam hidup kita sepanjang tahun mendatang, karena di malam itu kita dapat meminta ampun segala dosa-dosa yang terdahulu, dengan muhasabah, mengevaluasi diri dan bertobat kepada Allah; dan di malam itu juga adalah malam Allah menentukan taqdirNya untuk kehidupan kita dimasa mendatang, maka persiapkan malam tersebut dengan doa dan munajat terbaik untuk tahun mendatang.
Untuk memotivasi manusia untuk segera mencari malam tersebut, maka Allah menjanjikan bahwa pahala malam itu lebih baik daripada seribu bulan. Tetapi sebenarnya yang dicari bukan hanya pahala, tetapi juga agar hidup kita lebih baik dari masa lalu, sehingga nilai rancangan dan program hidup kita sama seperti orang yang hidup seribu bulan, karena di tahun mendatang kita telah Allah taqdirkan untuk melakukan amal-amal jariyah, amal sosial, amal yang produktif, sehingga pahalanya mengalir bagaikan hidup seribu bulan. Dalam hadis disebutkan : “ barangsiapa yang beribadat pada malam Lailatul qadar dengan penuh iman dan mengharapkan keridhaan Allah maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya “ ( hadis riwayat Bukhari Muslim ). Dari hadis ini dapat dilihat bahwa dalam malam lailatul qadar itu ada dua hal yang kita cari , pertama adalah ampunan dosa yang telah lalu, dan kedua adalah keridhaan Allah atas program hidup di masa mendatang.
Malam ini sangat perlu bagi setiap individu, oleh sebab itu nabi sendiri menyuruh isteri dan anak-anaknya untuk juga ikut mencari Lailatul Qadar. Dalam sebuah hadis disebutkan ; “ Ketika telah masuk malam sepuluh ramadhan terakhir, maka nabi Muhammad saw menghidupkan malam tersebut dengan membangunkan keluarganya serta mengencangkan sarungnya “ ( Hadis riwayat Bukhari dan Muslim ). Hadis yang lain juga sama menyebutkan ; ‘ rasulullah membangunkan keluarganya dan menyingsingkan sarungnya “ ( hadis riwayat Tirmidzi dan Ali bin Abi Thalib ). Yang dimaksud dengan menyingsingkan sarungnya, atau mengencangkan sarungnya adalah rasulullah saw selama malam terakhir tersebut sibuk beribadah, sehingga beliau tidak menggauli isterinya , walaupun pada malam hari. Barrti selama malam sepuluh tersebut, baik nabi maupu isterinya semua sibuk I’tikaf, muhasabah diri dan munajat serta beribadah kepada Allah.
Malam lailatul qadar itu juga merupakan sebuah motivasi, sebab dengan adanya malam Lailatul Qadar, umat islam bertambah akhir ke ujung ramadhan akan bertambah giat melakukan ibadah , sebab sebagai muslim hari ini harus lebih baik daripada hari yang lalu.
Jika tidak ada malam lailatul qadar, boleh jadi kita hanya semangat puasa dan tarawih di malam-malam pertama saja, dan tambah akhir tambah malas, sebab tidak ada yang dicari dan direbut. Bagaikan orang yang lomba lari, maka piala biasanya disediakan di garis finish, demikian juga ramadhan, piala ramadhan berupa lailatul qadar disediakan di garis finish, sehingga kita tambah lama tambah berpacu dengan ibadah. Lailatul Qadar di hadapan kita, siapa yang cepat dan taqwa dia yang akan dapat..mari persiapkan muhasabah diri secara total dan berdoa untuk mendapatkan ketetapan takdir yang bernilai lebih dari seribu bulan..inilah makna mencari Lailatul qadar. Rebut kesempatan ini karena belum tentu kesempatan ini kita dapatkan di tahun mendatang.. mari berlomba mendapatkan lailatul qadar ..Fastabiqul khairaat..! ( Muhammad Arifin Ismail).