
Ust. Muslihun
Tulisan “KRITIK” masih mendapat response yang beragam. Salah satunya dari Hjh. Tjek Tanti Taufik, guru saya di Madrasah Aliyah (ustazah) yang sudah saya anggap seperti ibu sendiri.
Sebagai seorang berilmu yang jauh lebih senior dari saya, tentu komen yang disampaikan juga sesuai class nya.
Saya share kepada anda semoga bermanfaat.
Abu Amr bin Ash-shalah berkata, “Nasihat adalah kalimat yang mengandung pengertian di mana pemberi nasihat menginginkan kebaikan pada yang diberi nasihat.”
Orang yang memberi nasihat di depan umum yang disertai hardikan dan kata-kata kasar, sama dengan orang yang jahat karena ia meruntuhkan dan menghancurkan martabat orang yang dinasehatinya.”
Al-fudhail bin Iyad berkata, “Orang Mukmin menutupi (aib saudaranya) dan memberi nasihat, sedangkan orang jahat menghancurkan dan menghina.” (Jami’ul ulum wa al-hikam).
Para ulama salaf mengatakan, “Barangsiapa mengingatkan saudaranya, lalu ia melakukannya hanya antara dia dengan saudaranya itu, maka itulah nasihat. Adapun yang menasihatinya di hadapan orang lain, berarti telah mempermalukanny.”
Imam Syafi’i berkata, “Barangsiapa menasehati saudaranya dengan sembunyi-sembunyi, berarti ia telah menasehati dan mengindahkannya. Barangsiapa menasihati dengan terang-terangan, berarti ia telah mempermalukan dan memburukkannya.
Intinya adalah, memberikan kritik, nasihat, saran, hendaklah memperhatikan situasi dan adab-adabnya.
Demikian nasihat salafus soleh tentang adab ketika memberi nasihat. Semoga dapat kita amalkan.
Muslihun,
PJ,
2/6/2020.