
Ust. Muslihun (Pengurus PCIM Malaysia)
Ketika pandemic corona menyerang Wuhan, pada priode awal, paramedic terlihat begitu exhausted, kehabisan tenaga!
Maklumlah saat itu, baru mereka sendiri yang menghadapi virus yang belum lagi bernama Covid-19. Walaupun mereka begitu kelelahan, tapi ada satu kata yang keluar dari mulut mereka, sehingga mereka akhirnya “memenangkan” krisis itu.
Kalimat itu ialah: “harap, hope.” Di tengah kepanikan ini, mereka masih bisa berkata: “yang membuat kita bertahan adalah harapan”.
Ketika minyak motor saya tiba-tiba habis di tengah jalan yang sangat berisiko jika saya tolak, saya berharap adanya kuasa Allah yang memberikan jalan keluar. Meskipun posisi saya tersepit, saya tetap “berharap” berbaik sangka Allah Maha Kuasa. Pasti ada jalan keluarnya.
Tiba-tiba, berhenti lori kecil, dia menawarkan bantuan dengan mengangkat motor saya ke atas lori dan saya hanya tersenyum lebar di atas bak belakang lori tersebut. Sungguh bentuk bantuan yag tidak masuk nalar sehat saya!
Ketika saya akan keluar dari pump (pom bensin), -masih berhubungan dengan cerita di atas- saya beli sebotol bensin.
Baru beberapa kilo meter berjalan, saya jumpa seorang penunggang motor, sedang mendorong motornya dikawasan yang agak berbukit. Saya yakin, dia juga berharap akan ada pertolongan yang datang. Nah, ketika saya tanya, ternyata minyaknya habis, lalu serta merta saya serahkan minyak tersebut kepadanya.
Ketika saat ini wabah Covid-19 tengah mengelilingi kita, maka jangan pernah hilang harap.
Tetaplah berdoa dengan sungguh-sungguh agar pandemic ini cepat berlalu.
Kita accept kehadirannya dan tetaplah “berharap” agar bantuan Allah datang untuk mengatasinya, cepat atau lambat.
Jangan pernah hilang “harapan”, teruslah optimis, innallaaha ma’ana. Allah ada bersama kita.
Semoga bermanfaat.
PJ, 29 Ramadan 1441