
Coretan Umai #3
Oleh: Muhammad Ali Imran
Allah mencipta apapun yang Dia inginkan dan memilih mengikut kehendakNya.
Dari sekian banyak buah-buahan yang dicipta, Tin dan Zaitun terpilih sebagai objek sumpahNya. Begitu juga bukit Tursina dan Mekah, telah terpilih di antara ribuan wilayah dan negeri yang ada. Tentu saja, semua pilihan itu bukanlah tanpa makna.
Lantas, dari berbagai makhluk ciptaanNya, makhluk apakah yang beruntung menjadi “yang terpilih”?
Ternyata pilihan Allah jatuh kepada kita! Ya, kita!
Manusia terpilih untuk diberi bentuk yang terbaik: Laqad khalaqnal insaana fii ahsani taqwiim. Dengan modal tersebut, manusia dimuliakan kedudukannya di daratan dan lautan, dipercaya menjadi khalifah, lalu diserahi amanah yang langit dan gunung pun takut mengembannya.
Tapi semua itu ada syarat dan ketentuannya.
Sekali kita gagal memenuhinya, derajat kita jatuh menjunam ke dasar jurang yang paling dalam. Di samakan dengan binatang ternak, bahkan lebih rendah lagi.
Syarat dan ketentuannya dua saja: Iman dan amal shaleh. Mesti terpenuhi kedua-duanya!
Maka sungguh kasihan mereka yang banyak kebajikan dan charitynya, tapi karena tak ada iman yang mendasari, semua kebaikan itu jadi fatamorgana.
Dan alangkah meruginya, jika sudah ada iman di dada, justru malas melakoni amal shalehnya. Padahal pahala berganda-ganda telah menanti.
Masih kurang yakinkah kita bahwa Allah pasti membalas segala perbuatan kita?
Masih tak setujukah kita bahwa Dialah yang paling bijaksana?
Kinilah saatnya memperbanyak amal-amal kebaikan, ketika di luar sana ramai yang mengharapkan uluran tangan kita.
Bacalah Quran, temukan jalan menuju kemuliaan!
3 Ramadan 1441