Wasola dan Semangat Komunal Zakat

Oleh: Sonny Zulhuda

Malam ini menghadiri Kajian malam minggu bersama LAZISMU unit layanan Kuala Lumpur, Malaysia. Topik malam ini adalah literasi zakat penghasilan dan zakat profesi oleh Ust. Ahmad Fathoni Lc, MA.

Dalam pergerakan Muhammadiyah, zakat dan dimensi filantropi adalah agenda penting, strategis dan berkesinambungan. Lazismu menjadi ujung tombaknya.

Di Malaysia, gerakan filantropi ini telah menghasilkan sebuah program pemberdayaan ekonomi warga dalam bentuk pembukaan Warung Soto Lamongan (WASOLA). Didirikan pada bulan Agustus 2020 di Kampung Baru KL, restoran ini menjadi rumah makan pertama milik persyarikatan di luar negeri.

Memang tidak mudah memulai sebuah unit amal usaha (baca: bisnis) bagi kami yang nota bene kurang berpengalaman. Berkali-kali saya bilang ke teman-teman bahwa kita sedang dipaksa belajar dengan cepat. Bagaimana tidak susah itu, sudah dipaksa, harus cepat-cepat pula 🙂

Tapi tidak ada yang tidak mungkin untuk kami. Sepanjang tujuh bulan berjalan, rupanya kami bisa saling belajar, saling menasihati dan saling menopang. Saya kira ini tidak terlepas dari rahasia zakat. Bahwa dalam Islam, zakat ini bukan ibadah individual, tapi sebuah ibadah kolektif dan berdimensi sosial.

Dimensi komunal ini termaktub dalam QS At-Taubah 103. Ada dimensi manajemen yang disampaikan dari perkataan “Ambillah sodaqoh dari harta mereka”. Tidak ada pilihan bahwa zakat ini harus dimenej secara terukur dan terstruktur. Maju terus Lazismu Malaysia!

Hanya Allah sebagai penolong kita.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s