
Oleh: Muhammad Ali Imran
Tersebutlah kisah dua manusia, Sang Terpuji dan Si Jahil julukannya.
Saat yang satu khusyuk beribadah, yang satu lagi malah sibuk mengusiknya. Ketika Sang Terpuji memilih jalan hidayah, Si Jahil justru mencari jalan untuk mendustakannya. Bahkan pada saat diajak bertaqwa, dia lari dan berpaling darinya.
Keterlaluan memang perangai Si Jahil ini!
Tak sadarkah dia bahwa Allah mengawasi?
Bahkan Allah sampai melontarkan ancamanNya, jika dia tak mau menginsafi.
Dasar si Jahil sudah bebal hatinya, malah mengancam balik akan mengerahkan pasukannya. Padahal, apalah artinya pasukan itu di hadapan Az-Zabaaniyah?!
Sekarang periksalah diri kita! Apakah kita tengah memerankan sosok Sang Terpuji? Atau justru menjadi Si Jahil yang tak tahu diri?
Apakah kita berada di barisan yang menjalankan perintah agama, atau bersama kelompok yang sibuk mem”bully”?!
Sudahkah kita berjalan di landasan hidayah? Atau masih sibuk mencari alasan untuk mengingkari?!
Apakah kita telah ikut serta memviralkan ajakan taqwa? Atau sebaliknya, malah menghujat pesan-pesan taqwa, bahkan tak segan memutarbalikkan fakta?!
Semoga kita berada di barisan Sang Terpuji, yang mendapat pesan dari Tuhannya:
“Jangan pernah tunduk pada para durjana! Tunduklah hanya padaKu dan mendekatlah!
Bacalah Quran, tentukan posisi kita!
6 Ramadan 1441