Pada hari kedua Muktamar (Ahad, 4/7/2010), kegiatan dipusatkan di Kampus UMY, tepatnya di Sportorium yang memang dirancang dengan megah untuk keperluan Muktamar Muhammadiyah satu abad. Hari kedua Muktamar sedari pagi pukul 08.00-10.00 WIB digelar dengan agenda Sidang Pleno membahas tentang Arah Muktamar Satu Abad dan Laporan PP Muhammadiyah.
Dilanjutkan pada pukul 10.00-12.00 WIB yang berisikan laporan masing-masing Pimpinan Wilayah, Organisasi Otonom di lingkungan Muhammadiyah (Ortom) dan tanggapan terhadap laporan PP Muhammadiyah, akan tetapi karena laporan dari Wilayah dan Ortom belum selesai waktunya, maka dilanjutkan pada pukul 13.00-15.30 WIB, 16.00-17.30 WIB, dan pukul 20.00-23.00 WIB yang seluruhnya berisikan laporan dari Wilayah dan Ortom.
Laporan-laporan masing-masing Wilayah dan Ortom yang sudah disampaikan diantaranya; Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah serta Kalimantan Barat. Sebagian besar melaporkan tentang perkembangan dan kondisi Persyarikatan di Wilayahnya masing-masing, ada juga yang membahas mengenai amal usaha Muhammadiyah yang mereka punyai di Wilayah dan Daerahnya.
Secara umum rata-rata masing-masing perwakilan menyatakan bahwa mereka menerima dengan baik Laporan Pertanggungjawaban yang telah disampaikan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2005-2010.
“Kami kagum sekali dengan akomodasi dan fasilitas penyelenggaraan Muktamar yang spektakuler seperti ini, dan hendaknya tidak harus berhenti selepas Muktamar saja, Pimpinan yang nanti terpilih haruslah bisa mengurus dan membawa Muhammadiyah dalam menapaki abad kedua semoga sespektakuler Muktamar kali ini,” demikian ungkap perwakilan dari Kalimantan.
PCIM Kuala Lumpur sebenarnya sudah menyiapkan bahan untuk disampaikan melalui Ketua Umumnya (Prof. Dr. M. Akhyar Adnan) tentang laporan aktivitas dan kegiatan Muhammadiyah yang selama ini telah dijalankan di Negeri Jiran, apa daya setelah pada waktu jeda istirahat disampaikan oleh Pimpinan sidang bahwa PCIM-PCIM dari Luar Negeri tidak usah menyempaikan laporannya. “Ma indana wakt ya akhi,” demikian sebagaimana yang disampaikan Pimpinan sidang kepada kami.
Disela-sela break istirahat sebelum Maghrib menuju penginapan di Wisma MM UGM kami dikejutkan dengan kedatangan Sdr. Nashrullah Muhammad Yahya MCL yang menjumpai kami delegasi PCIM Kuala Lumpur. Beliau kebetulan menjadi panitia, Nashrullah adalah salah satu Assabiquun al-Awwaluun perintis PCIM Kuala Lumpur ketika beliau masih kuliah di IIUM/UIA pada 2007 dan sekarang bekerja sebagai tenaga pengajar (dosen) di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. (Sulton Kamal)
Tetap jayalah Muhammadiyah di Malaysia