Ilmu Nabi Yang Ummi

Oleh: M. Arifin Ismail MA

“Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang Ummi “

( QS.Al-A’raf : 158 )

Nabi Muhammad adalah seorang nabi yang “ ummiy” ( tidak dapat membaca dan menulis ). Walaupun demikian, beliau memiliki keluasan ilmu tentang segala sesuatu baik yang berkaitan dengan kehidupan dunia maupun dengan kehidupan akhirat, yang berkaitan dengan syariat agama, politik dan ururan  masyarakat awam. Nabi juga memiliki pengetahuan tentang kehidupan masyarakat terdahulu, kejadian dan peperangan yang terjadi, tokoh-tokoh mereka, dan juga mengetahui tentang kata-kata hikmah dari orang-orang terdahulu. Nabi juga menguasai gaya bahasa kabilah arab dan kalimat-kalimat asing dari bermacam-macam kabilah. Dia juga mengetahui peperangan antar kabilah, bahasa kiasan dan syair-syair mereka. Nabi juga menerangkan hukum-hukum syariat dan cara-cara melakukannya. Nabi juga mengetahui sesala sesuatu yang berkaitan dengan mimpi, perubatan, ilmu hitung ilmu silsilah, dan lain sebagainya. Itu semua merupakan mukjizat Rasul yang membuktikan bahwa beliau adalah seorang utusan Allah yang mendapat wahyu daripada Tuhannya.

Dalam masalah mimpi, Nabi bersabda ; “ Mimpi hanya layak ditafsirkan oleh orang yang benar-benar mengetahui ilmu menafsirkan mimpi”. Nabi juga bersabda  : “ Ada tiga jenis mimpi , mimpi yang benar ( mimpi bai para nabi dan rasul ) , mimpi  seorang tentang  dirinya sendiri, dan mimpi yang meneyebabkan kesedihan yang berasal dari syetan. ( Bukhari Muslim ). Oleh sebab itu Rasulullah bersabda : Jika kamu mendapat mimpi yang baik, maka segera memuji Allah; dan jika mendapat mimpi yang tidak baik, maka segera meminta perlindungan kepada Allah. Berkaitan dengan firasat  mukmin, maka Nabi bersabda : “ Hari kiamat semakin dekat, maka firasat dari seorang mukmin  ( tanda-tanda kimaat sesuai dengan hadis nabi ) itu bukanlah suatu dusta “ ( Bukhari Muslim ).

Nabi juga banyak memberikan pernyataan tentang kesehatan sebagaimana beliau pernah bersabda bahwa : “ Setiap penyakit itu adalah berpunca daripada  percernaan di dalam perut “ ( Daruqutni ). Nabi juga bersabda : “ Usus itu adalah saluran badan dan urat darah berkaitan dengannya  “ ( Tabrani ). Nabi juga menyebutkan sejumlah obat yang digunakan dengan cara dimasukkan ke dalam hidung. ( Cara pengobatan ini di dalam bahasa Arab disebut dengan “ Sa’uth yaitu teknik pengobatan dengan memasukkan sesuatu ramuan ke dalam hidung untuk membersihkan dan mengeluarkan lender yang tersimpan di dalam lobang-lobang kepala, sebagaimana pengobatan “gurah” di masyarakat ),  dan juga pengobatan nabi dengan cara memasukkan ramuan ke dalam mulut yang disebut dengan “ladud “, dan juga cara pengobatan nabi dengan cara berbekam ( pengobatan dengan membuat goresan halus di badan untuk mengeluarkan darah kotor ). Dan nabi Muhamad juga melakukan pengobatan penyakit dengan cara yang disebut  “ masyiy” yaitu dengan cara memasukan ramuan ( meminum herba ) ke dalam perut dimana minuman tersebut akan membuat perut segera membuang kotoran dengan berkali-kali, dan  mengosongkan perut sehinga semua toksid keluar dari badan ). Dalam masalah obat, Ibnu Qayim telah menghimpun seluruh hadis berkaitan dengan obat dalam sebuah kitab yang bernama “ Tibbun Nabawi “.

Nabi juga melakukan pengobatan aromaterapi dan menyatakan bahwa pokok kayu cendana / gaharu itu mengandung tujuh pengobatan dan salah satu diantaranya adalah untuk penyakit “ Dzu Janbin “ yaitu penyakit paru-paru. Nabi juga menyatakan tiada tempat yang lebih buruk  daripada perut manusia ( sebab manusia memasukkan segala sesuatu makanan ke dalamnya ) Oleh sebab itu untuk menjaga kesihatan dan perut maka cukuplah mengisi sepertiga perut untuk makanan, sepertiga lagi untuk air dan sepertiganya untuk udara “ ( Ibnu Hanbal, Tirmidzi dan Ibnu Majah ).

Nabi juga mengetahui tentang kisah kaum terdahulu, sebagaimana ada seorang bertanya tentang apa itu Saba ’ ( nama negeri Ratu Bilqis di Yaman ). Nabi ditanya tentang Saba ’, apakah dia itu lelaki, atau perempuan atau nama negeri ? Nabi menjawab bahwa itu adalah nama ayah dari sepuluh anak, enam ada di yaman dan empat lai ada di Syria . ( Tirmidzi dan Ibnu Hanbal ). Nabi juga memberi jawaban terhadap silsilah kaum Qada’a ( kabilah Arab di luar madinah ) dan hal lain yang berkaitan dengan silsilah masyarakat dan kabilah tersebut. Nabi ditanya tentang Himyar ( nama suku di Arab Yaman ) maka nabi bersabda bahwa Himyar adalah seorang kepala bangsa Arab dan gigi mereka ( kiasan bahwa Himyar itu seorang raja yang sangat kuat dimasa arab terdahulu ). Kaum Madh-hij adalah kepala dan kerongkongan mereka ( kiasan kepada kedudukan Madhij di kalangan arab ) , sedang kaum Azid adalah bahu leher dan tengkorak mereka ( al Bazzar ).

Nabi juga memberikan ilmu astronomi tentang adanya rotasi bulan, matahari dan bumi yang menghasilkan perputaran waktu sebagaimana  sabdanya : “ Waktu itu berputar dalam suatu lingkaran yang terbentuk pada saat Allah menciptakan langit dan bumi “ ( Bukhari dan Muslim ). Nabi mengajarkan ilmu tentang bentuk benda sebagaimana sabda beliau tentang telaga di padan Mahsyar  ( Haudh ) : “Sudutnya membentuk sebuah segi “ (Bukhari Muslim ). Nabi juga mengarjarkan tentang perkalian dalam matematika sebaagimana  hadis berkaitan denan dzikir : “ Perbuatan yang baik memiliki sepuluh kali ganda, sehingga seratus lima puluh ucapan pada pada lisan adalah seribu lima ratus dalam balasan “ ( Abu Daud, Ibnu Majah ).

Nabi juga mengetahui ilmu tentang geografi bumi sebagaimana sabdanya dalam mencari tanah yang mengandung air : “ Ini merupakan tempat terbaik bai sebuah tempat mandi awam ( Hamam ). Dan nabi juga menyatakan bahwa bumi ini bulat, sehingga darimana saja manusia berada akan mengarah kepada kiblat dengan sabdanya : “ Dimanapun antara timur dan barat maka itu adalah kiblat “ ( artinya ditanah manapun dapat dijadikan kiblat, menandakan bahwa bumi ini bulat ). Nabi memiliki ilmu tentang binatang sehingga beliau pernah berkata kepada Uyanah bin Hisn nabi berkata : “ Saya memiliki sebuah mata yang lebih baik untuk kuda daripada kamu “. ( Berarti mata kuda lebih terang daripada mata manusia ).

Nabi mengetahui ilmu tentang tulis menulis, walaupun beliau tidak pandai tulis menulis, sebagaimana sabdanya kepada setiausaha nabi berkata : “ Letakkan pulpen itu di belakang telingamu. Maka hal  ini akan lebih mudah bagimu untuk mengingatnya dimana pulpen tersebut berada “. Hal ini menunjukkan bahwa nabi walaupun tidak pandai menulis, tetapi baginda mengetahui ilmu yang berkaitan dengan tulis menulis, sehinga pada suatu kali nabi pernah bekata kepada penulis wahyunya : “ Janganlah memanjangkan huruf sin dalam menulis kalimat basmalah “. Sewaktu Muawiyah sedang menulis, maka nabi bersabda : “ Letakkan kapas dalam tempat tinta, potonglah pensil dengan miring, buatlah huruf ba’ dengan lurus, buatlah huruf sin dengan jelas, dan jangan samarkan huruf mim-nya. Tulislah kalimat Allah dengan baik, panjangkan tulisan kalimat Rahman dan buatlah kalimat Rahim dengan baik “.

Nabi memahami bahasa bukan arab sehingga Nabi juga  memakai istilah bahasa Habsyah ( Ethiopia ), dan bahasa Persia ( Iran ), padahal nabi adalah seorang ummi ( yan tidak pernah belajar  dan mampu membaca dan menulis ) sebagaimana dinyatakan dalam al Quran :  “ dan kamu (Muhammad ) tidak pernah membaca sebelum Al Quran sesuatu Kitabpun dan kamu tidak pernah menulis suatu kitab dengan tangan kananmu; andaikata ( kamu pernah membaca dan menulis), mereka akan ragu dan mereka akan mengingkarimu. ( Surah al Ankabut : 48 ).

Ada orang mengatakan bahwa kisah nabi tentang bangsa terdahulu beliau dapatkan dari Salman dari Persia , atau Bal’am seorang hamba sahaya dari Fakih bin Mughirah yang berasal dari neeri Romawi, padahal sejarah menyatakan bahwa pengetahuan nabi terhadap keadaan negeri dan sejarah persia dan romawi telah ada sebelum hijrah, sedangkan  Salman dan Bal’am  tersebut masuk islam setelah tahun hijrah.   Nabi jua tidak pernah berdiam di negeri Ahlul Kitab, tetapi nabi mengetahui tentang Ahlul Kitab.  Ini semua membuktikan kemuliaan dan mukjizat nabi Muhammad sebagai seorang rasul yang diutus oleh Allah Ta’ala. Semoga dengan datangnya bulan Rabiul Awwal ini kita biasakan mengkaji dan tadarus sejarah Rasul setiap saat, sehingga kepribadian Rasul dapat menjadi sumber inspirasi, motivasi dan teladan umat manusia. Fa’tabiru Ya Ulil albab.

( Buletin Istaid Medan , Muhammad Arifin Ismail, 17 Februari 1010 )

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s